Razia Peneng Sepeda
Razia peneng sepeda kerap digelar dijalan raya terutama dipasar,depan bioskop pada era 80-an hingga pertengahan 90-an.
Razia peneng sepeda. Soal pajak sepeda sendiri sejatinya bukanlah hal yang baru di Indonesia. Tapi tahukah kalian, kalau dulu jaman order baru sepeda pernah dipungut pajak karena dijamannya sepeda dinilai sebagai barang mewah. Hal yang terlucu (saat itu gak lucu) adalah trik menghindari razia ini. Sepedanya juga tergolong mahal.
Original Posted By doongdoongan Ane pernah tuh waktu masih SD dibonceng mbah ane pake sepeda onthel kena razia plombir/ peneng. Seperti dikutip dari SurabayaPagi , peneng pada mulanya terbuat dari lempengan logam yang dipasang di body sepeda tapi dengan perkembangan jaman berubah menggunakan kertas dan sticker. Pada kala itu pemerintah kolonial menerapkan pajak untuk setiap pemilik sepeda, dengan peneng yang terpasang di bagian depan sepeda. Menilik ke belakang, ternyata memang zaman dahulu pengguna sepeda pernah dikenai pajak.
Tak ubahnya saat ini, razia peneng sepeda kerap digelar dijalan raya, dipasar dan depan bioskop, pada era 80-an hingga pertengahan 90-an. Sepeda mahal ini seharusnya juga dikenai pajak. Jadi kalau kendaraan sekarang bukti pembayaran pajak menggunakan STNK, sedangkan sepeda jaman dulu atau sepeda Onthel lebih tepatnya pakai Plombir atau tanda bukti bahwa sepeda onthel tersebut sudah membayar pajak. "Saya SMP itu pertama kali bawa sepeda di jalan raya.
Rabu, 01 Jul 2020 15:50 WIB Corona RI Tembus 57.770, 5 Provinsi Ini Nihil Kasus Baru Per 1 Juli Sarah Oktaviani Alam - detikHealth Manfaat, Cara Minum, Efek Samping, dll. Di era 80-an sampai 90-an mengoleksi peneng sepeda atau plombir menjadi kegiatan yang membawa kenangan. Dimana kenangan dikejar-kejar Tramtib masih lekat dalam ingatan para pesepeda sampai generasi 90-an.
Ngalam.co/Hasan Ishaq)Romansa Peneng Sepeda Meng "Saya SMP itu pertama kali bawa sepeda di jalan raya. Mekanismenya, pemilik sepeda harus membeli stiker/plat besi tanda bayar pajak dan kemudian ditempelkan di sepeda mereka agar bisa lolos dari razia petugas yang biasa dilakukan di pasar atau jalan raya. Plombir istilahnya jaman dahulu, atau Peneng dalam sebutan bahasa Jawa.
Potret razia pesepeda zaman dahulu (Instagram) Peneng atau lebih dikenal plombir, adalah materai yang berasal dari lempengan logam yg diukir sesuai dengan bentuk kota. Peneng sepeda kini sudah tidak lazim, selain mungkin karena jumlah sepeda sudah terlalu banyak, penegakan hukumnya juga sulit karena tidak ada sistem registrasi seperti kendaraan bermotor. Ketika razia berlangsung mereka biasanya panik dan berupaya menghindar dengan beberapa cara, yaitu berhenti di tempat agak jauh menunggu hingga razia selesai, 'mlipir' mencari jalur alternatif melewati gang-gang kecil atau memacu sepedanya dengan kecepatan tinggi dan nekat bermanuver menerobos razia. Banyak warya yang heboh dan protes.
Dicky Kurnia Prasetya, warga Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul menceritakan pengalamannya soal razia peneng atau plombir. Setelah itu, sepeda yang telah dibayar pajaknya, akan diberi "peneng". Dicky Kurnia Prasetya, warga Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul menceritakan pengalamannya soal razia peneng atau plombir. Plombir sudah dikeluarkan pemerintah sejak 1960-an.
Razia sepeda tidak melihat surat sepeda seperti STNK pada motor melainkan dilihat dari peneng yang ditempel di sepeda. Di zaman sekarang, penarikan pajak sepeda onthel sudah tidak berlaku lagi. Kabar yang masih wacana itu menjadi perbincangan di masyarakat khususnya dari komunitas pe Seiring waktu, bentuknya berganti jadi stiker.
Wacana pajak sepeda yang sempat ramai beberapa waktu lalu memang menjadi sorotan banyak pihak. Ada yang dengan paniknya balik arah dan mencari jalur alternatif, atau ngebut secepat-cepatnya berharap petugas takut menghentikan laju sepedanya,atau. Pajak sepeda pertama kali diberlakukan pada zaman kolonial Belanda. Selaras dengan upaya Pemprov DKI Jakarta melirik sepeda sebagai moda transportasi alternatif, bersepeda kembali digandrungi.
Yang razia satpol pp sama polisi. RIAU ONLINE, JAKARTA-Wacana pengenaan pajak pada sepeda digaungkan. Tanpa peneng, pesepeda akan dikenakan denda jika terjaring razia. Namun, jika kita melampaui waktu jauh ke masa silam.
Selain razia peneng sepeda, dahulu juga ada razia lampu sepeda yang diterapkan oleh Polsek Batang. Berita Terbaru & Panas secara real time. Diperkirakan berakhir tahun 1994, ada juga yang tahun 1995, mungkin tergantung daerahnya. Bedanya, jaman dulu kalau sepeda onthel yang tidak memiliki Plombir harus membeli ditempat razia, kalau tidak sanggup biasanya pentil sepedanya akan dicabutš.
Peneng ini sebagai bukti bahwa sepeda tersebut sudah membayar pajak. Jenis sepeda yang dikenai pajak ialah sepeda onthel. Meski akhirnya dibantah oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), hal tersebut terlanjur menuai polemik dan menjadi perbincangan hangat. Pajak itu sering disebut plombir.
Tren bersepeda keliling kota terdengar modern. Sebutan pajak sepeda juga bermacam-macam, tiap daerah baik di Jogjakarta maupun Jawa Tengah juga berbeda. Tidak semua warga merasa senang dengan ketentuan peneng sepeda ini. Bahkan sebelum atau kertas atau plastik stiker peneng tanda pajak sepeda menggunakan aluminium seperti yang dilakukan pemerintah Kota Praja Semarang tahu 1950-an.
Sepeda bermerek dan mahal, kini sudah berseliweran di +62, namun para penggunanya masih banyak yang sekadar "pansos", jauh dari etika. Masa pembayaran pajak sepeda sama dengan pajak motor saat ini, yakni 1 tahun sekali membayar pajak. Dikutip dari berbagai sumber, pemberlakuan pajak sepeda terjadi sejak tahun 1930-an saat negara Indonesia. Ada yang meyebut plombir, plembir dan peneng.
Ingat pajak sepeda, ingat peneng yang berlaku di sepeda-sepeda jaman dulu. Siapa pun yang memilikinya wajib membayar pajak. Klu skrg,bahkan beli sepeda banyak yg 2nd jelek bgt, asal tulang2nya g kropos.